Keterangan:
Masih tingginya kematian ibu (AKI) dan kematian bayi (AKB) merupakan salah satu persoalan penting di Lombok Timur. Tingginya AKI dan AKB berimbas pada indeks pembangunan manusia (IPM).
Sekda Lombok Timur H. M. Juaini Taofik menyebut masih terjadinya pernikahan usia anak sebagai salah satu faktor penyebab tingginya AKI, “Salah satu penyebab AKI adalah maraknya kasus pernikahan dini” ungkapnya pada acara audiensi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI).
Dijelaskannya pula bahwa Pemerintah kabupaten Lombok Timur terus berupaya menurunkan AKI, salah satunya melalui pendampingan keluarga. Hal ini untuk memastikan ibu dan anak mendapat pelayanan kesehatan yang baik. Pelaksanaan pendampingan memerlukan kerjasama dari berbagai pihak selain pemerintah, seperti peran petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas adil, serta peran aktif masyarakat dalam keluarga maupun sebagai kader kesehatan.
Keberadaan mother and child center di RSUD yang ditarget segera rampung juga merupakan bagian dari upaya tersebut.
Sekda pada kegiatan yang berlangsung di Rupatama I Kantor Bupati tersebut juga menyebut adanya kerja sama antara Pemda dengan Polres dan Kodim 1615/Lombok Timur melalui MoU yang ditandatangani pada September lalu. Kerja sama ini adalah dengan membangun sinergi antara kepala desa, Babinsa, Babinkamtibmas dalam untuk penurunan AKI.
Sementara itu Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas, Woro Srihastuti Sulistiyaningrum menyebut bahwa semua pihak memiliki kewajiban untuk menurunkan AKI “Terkait dengan AKI, kita memiliki kewajiban bersama-sama. Tidak hanya pusat ataupun daerah. Kita bersama-sama menggarap supaya AKI bisa diturunkan mencapai target yang sudah ditetapkan,” ungkapnya.
Kegiatan ini dihadiri pula Kementerian Kesehatan, BKKBN, UNFPA, Pimpinan OPD Lingkup kabupaten Lombok Timur.